Ketika demam, anak biasa mengalami yang namanya kejang demam. Tubuh anak
akan mengalami kejang-kejang dan kaku, napasnya terganggu, bola matanya
mendelik ke atas atau berputar, dan anak tidak akan merespons beberapa saat.
Meski demikian, tidak semua anak pasti
mengalaminya. Ada beberapa anak ketika demam suhunya mencapai 41 derajat celcius
tetapi tidak mengalami kejang-kejang, tetapi ada juga yang mengalami
kejang-kejang padahal suhu tubuhnya “baru” 38,5 derajat celcius. Jadi tidak ada patokan
standar yang menyebabkan anak mengalami kejang.
Biasanya, kejang akibat demam bersifat
genetik atau turunan. Jika orang tuanya pernah mengalami kejang ketika masih
kecil, kemungkinan besar hal tersebut juga akan diwariskan pada anaknya.
Kejang demam biasanya akan berlangsung
selama 1 hingga 3 menit, ada juga yang hanya beberapa detik saja. Kejadiannya mungkin
bisa satu kali atau bisa juga berulang kali, tergantung pada kondisi
penyakitnya. Pada kejang demam biasa, kejang hanya
akan berlangsung sekitar 30 detik. Setelah mengalami kejang, anak akan kembali
sadar. Sementara jika ada gangguan atau kelainan pada otak anak, kejang yang
terjadi biasanya lebih kompleks, misalnya terjadi berulang kali, masa
berlangsungnya pun menjadi lebih lama (sekitar 10 sampai 30 menit). Setelah kejang
berhenti, biasanya anak dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Kejang demam biasa tidak akan berdampak buruk pada anak. Namun jika kejang
terjadi berulang kali, dapat menyebabkan sel-sel otak anak menjadi rusak. Karena
saat kejang otak akan kekurangan oksigen. Dari sinilah pentingnya orang tua
mencegah agar anak tidak sampai mengalami kejang demam. Dan seandainya anak
mengalami kejang, cukup terjadi hanya satu kali saja.
Jika memang ada riwayat kejang demam di
keluarga atau ketika anak mengalami kejang demam, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
orang tua. Nah, berikut ini beberapa tips cerdas menangani demam kejang pada
anak:
Lakukan antisipasi.
Saat anak kejang demam, segera berikan ia
obat penurun panas anak meskipun suhu demamnya 38 derajat Celsius. Jika tidak
ingin mengambil resiko kejang, juga dapat diberikan lewat oral obat anti
kejang. Oleh karena itu, para orang tua harus memastikan jika obat anti kejang telah
tersedia di rumah. Obat tersebut dapat digunakan sewaktu-waktu ketika anak
mengalami kejang demam.
Bersikap tenang.
- Letakkan si anak di tempat tidur yang paling aman, dimana di sekeliling tempat tidurnya tidak ada benda keras atau benda-benda lainnya yang membahayakan.
- Miringkan bagian kepala si anak agar bila muntah atau meludah tidak sampai ditelannya kembali sehingga tidak tersedak.
- Jangan memasukkan sesuatu apapun ke dalam mulutnya, baik obat penurun panas, makanan dan minuman, karena hal itu akan membuatnya tersedak. Seandainya masih ada makanan di dalam mulutnya segera keluarkan.
- Usahakan anak agar masih tetap bisa bernafas. Lepas bajunya atau buka kancing bajunya.
- Kompres tubuhnya dengan air hangat. Jika tersedia obat anti kejang, berikan lewat duburnya (rectal).
- Sesegera mungkin mencari pertolongan lalu membawanya ke tempat perawatan terdekat.
Perhatikan usia anak saat kejang.
Jika kejang demam terjadi pada anak sebelum mereka berusia 6 bulan, biasanya
akan ditemukan kelainan di dalam otak mereka. Kondisi ini memerlukan
pemeriksaan yang lebih spesifik. Sebaiknya segera bawa anak ke dokter ahli
untuk diperiksakan agar diketahui penyebab terjadinya demam kejang.
0 Response to "Tips Tenang Saat Anak Kejang Demam"
Post a Comment