Tips Cerdas Memilih Mainan Anak

Memilih mainan untuk anak bisa dikatakan gampang-gampang susah. Jika salah pilih, bisa berdampak kurang baik bagi anak. Anak bisa stres bila permainannya terlalu rumit untuk dimainkan. Lambat laun hal ini akan membawa dampak buruk bagi masa tumbuh kembangnya, terutama perkembangan emosi anak. Sebaliknya, bila permainan terlalu mudah dimainkan oleh anak, juga tidak akan memberi manfaat baik bagi mereka. Karena rasa ketertarikan anak pada permainan tersebut akan berkurang karena dirasa kurang menantang.

Hal utama yang paling penting dan perlu diperhatikan dalam memilih mainan yang akan diberikan kepada anak adalah permainan yang dapat merangsang kelima panca inderanya. Semakin banyak panca indera yang digunakan anak saat bermain, maka sel-sel di dalam otak anak akan lebih banyak mengalami peningkatan, baik dari segi kualitas maupun jumlahnya.

Tips cerdas dalam memilih mainan untuk anak:

• Orangtua perlu mengetahui fase perkembangan anak, baik usia, fisik maupun emosinya.
• Peduli terhadap mainan yang akan digunakan oleh anak. Jangan asal membeli yang mahal pasti lebih bagus dan berguna, sesuaikan terlebih dahulu dengan kemampuan anak Anda.
• Keamanan alat bermain perlu diperhatikan, baik dari bahan yang digunakan (materi dan cat) dan kinerja dari mainan tersebut (apakah akan mengakibatkan cedera jika digunakan).
• Pilih mainan anak yang berwarna-warni, untuk merangsang indera penglihatan anak.
• Pastikan semua mainan tersebut berada dalam jangkauannya, agar anak terhindar dari cedera ketika hendak mencapainya.
• Untuk anak yang berusia enam bulan keatas, biasanya mereka suka mainan yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian, seperti bel, lonceng mini dan sebagainya, serta gambar yang berwarna-warni maupun mainan yang bertekstur lembut.
• Untuk anak yang berusia 9 bulan keatas, berilah mereka mainan seperti lego atau mainan yang sejenisnya yang mempunyai bentuk yang bervariasi, atau mainan serupa yang dapat dimainkan anak sewaktu ia mandi.
• Tidak harus membeli mainan yang mahal untuk anak Anda. Anak butuh stimulus untuk merangsang daya kreatifitasnya, dan dengan kreatifitas yang Anda miliki, Anda juga dapat membuatnya sendiri.

Tweet